Tuesday, 15 December 2020

Betapa susahnya mengajari anak kecil

gambar sama sekali tidak berhubungan dengan isi tulisan, sekadar biar ada aja.

ketika masih kuliah di sttn dulu, saya pernah menerima tawaran ngajar bahasa inggris.... untuk anak tk. awalnya saya kira mudah saja, "gitu doang palingan lah. gak sampe structure atau grammar." memang benar sih, materi yang disampaikan mudah. bahkan sangat mudah. yaitu kosakata-kosakata sehari-hari, misalnya nama-nama makanan (cheese, pizza, chocolate, dll), nama-nama minuman (tea, coffee, dll), salam-salam (good morning, good afternoon, dll), dan semacamnya. tapi ternyata, masalahnya bukanlah di tingkat kesulitan materi bahasa inggrisnya (yang boleh dibilang gitu doang), permasalahan yang sesungguhnya adalah bagaimana cara ngajarinnya :(

Thursday, 10 December 2020

Betapa susahnya menulis

gambar hanya pemanis dan sama sekali tak berhubungan dengan isi tulisan.

sekitar tahun 2011an saya terpikir untuk membuat sebuah blog pribadi (buka blog ini pastinya, dan blog tersebut juga sudah tidak ada), dengan tujuan melatih kemampuan menulis sekaligus mengabadikannya di media online. setelah sekian lama berselang, ternyata kemampuan menulis saya tidak banyak berkembang, mungkin karena faktor jarang dilatih atau lainnya.

blog ini menjadi entah blog ke berapa yang saya buat. formatnya sebenarnya sama saja dari blog-blog sebelumnya, private blog. tidak penting apa isinya, tidak penting apa nische-nya, yang penting tujuan awal yaitu berlatih menulis dapat tersalurkan. bahkan tanda baca, PUEBI, kapitalisasi huruf, dan semacamnya saya kesampingkan dulu. yang penting bisa menulis dengan runtut saja dulu. lagi pula ini hanya blog pribadi, bukan laporan ilmiah atau reportase resmi.

banyak orang dapat hidup dari menulis. entah menulis novel, menulis esai untuk suatu website, menulis kolom di suatu media, atau semacamnya. dulu, ketika baru memulai blog, saya pun berpikiran "wah keren juga ya kalau bisa dapat duit dari nulis doang." eh ternyata tidak sesederhana itu. menulis itu susah. menulis itu tidaklah gitu doang, makanya orang bisa dibayar dari kegiatan yang sepertinya mudah itu. sedangkan saya sendiri, jangankan menghasilkan uang dari tulisan yang saya buat, untuk membuat kisah yang runut, menarik, dan enak dibaca saja rasanya susah sekali.

Tuesday, 11 August 2020

Channel YouTube Favorit [Part 2]

pada blog sebelumnya saya telah membuat daftar channel YouTube favorit saya yang berasal dari luar negeri, kali ini akan saya tuliskan daftar tontonan favorit saya dari channel YouTube lokal yang siapa tahu berguna dan kalian mau tonton juga [?]

Monday, 10 August 2020

Channel YouTube Favorit [Part 1]

kapan terakhir kali nonton tv?
ehm.... kapan ya, seminggu yang lalu? dua minggu yang lalu, sebulan yang lalu? atau sudah berbulan-bulan tidak menontonnya?

tapi, kapan terakhir kali nonton youtube?
semalam? satu jam yang lalu?

Friday, 7 August 2020

Belajar Python & Revisit Programming

berbagai prediksi mengatakan komputer pada suatu masa nanti akan menggantikan banyak peran kita. mulai menyetir mobil, melakukan diagnosis kanker, membuat musik, sampai mengambil keputusan dalam bidang managerial perusahaan.

hal itu menjadi semacam trigger atau pemicu saya untuk (kembali) mengoprek bahasa pemrograman python dan pemrograman secara umum.

beberapa waktu yang lalu (2 atau 3 tahunan silam), saya telah sedikit belajar dasar pemrograman python, juga saat kuliah ada satu mata kuliah pemrograman komputer tapi yang dipakai waktu itu (mungkin sampai saat ini di kampus yang sama dan berbagai kampus sains-teknik masih juga menggunakan) MATLAB, suatu bahasa pemrograman dari MathWorks yang sangat sesuai untuk keperluan kalkulasi dalam bidang sains.

lalu secara tak sengaja saya menemukan python, yang ternyata 11:12 saja dengan MATLAB. perbedaan istilah pasti ada, tapi secara umum sama saja. ibarat naik vario dan beat. meskipun keduanya berbeda, namun prinsip dasar dalam mengendarai sepeda motor kan sama saja. naikkan standar > nyalakan mesin > gas. kalau ingin mengurangi kecepatan, rem.

ada satu hal yang membuat python lebih menarik yaitu sifatnya yang open-source dan tentunya gratis, berbeda dengan MATLAB yang dibanderol cukup mahal. untuk academic module saja, 40 dollar, apalagi yang commercial bisa 5x lipat lebih mahal dibandingkan academic. komunitas python juga sangat besar dan tersebar di seluruh dunia. ada trouble? cari di google, stackoverflow, dll.

hingga saat ini, saya telah mengikuti 2 kelas online untuk python (di udemy dan sanbercode), dan 1 kelas online MATLAB di coursera. kenapa ambil MATLAB lagi? untuk me-refresh dasar pemrograman dan kebetulan pas gratis di coursera (certificate included). ya sudah ambil.


Monday, 13 July 2020

Mengapa Copernicus Dihukum?

bayangkan kamu hidup di tahun 1500an, pada masa orang-orang masih menganggap bahwa diri mereka adalah pusat alam semesta. benar-benar pusat semesta secara harfiah. bulan, matahari, planet-planet, dan bintang-bintang mengelilingi bumi yang kamu (dan semua orang) tempati.

lalu tiba-tiba seorang astronom bernama nicolaus copernicus menerbitkan buku yang sama sekali bertolak belakang dengan pandanganmu dan pandangan masyarakat umum kala itu. buku itu berjudul de revolutionibus orbium coelestium atau on the revolutions of the heavenly spheres (mengenai revolusi bola-bola langit).

Friday, 10 April 2020

Menonton Ulang Serial Kera Sakti (1996-1998)




beberapa saat yang lalu, karena gabut dan ingin bernostalgia saya menonton ulang kera sakti. serial yang paling legendaris yang tayang perdana tahun 1996 dibintangi dicky cheung pada season 1 (1996) dan benny chan pada season 2 (1998).

serial kera sakti didasarkan pada novel karya xuan zang, seorang biksu yang hidup pada sekitar abad ke-7 masehi di lingkungan yang agamis dan terpelajar. sementara kisah yang ditulisnya (novel perjalanan ke barat) adalah murni fiksi, perjalanannya ke barat untuk mencari kitab suci benar-benar terjadi dan nyata-nyata dialaminya.

serial kera sakti telah beberapa kali tayang di berbagai channel televisi tanah air. judul aslinya journey to the west atau perjalanan ke barat, tetapi orang lebih mengenalnya dengan judul kera sakti. setiap episodenya dibuka dengan lagu rap pembuka yang khas, "seekor kera.. terpuruk terpenjara dalam gua...", pengisi suaranya tidak ganti-ganti juga dan menjadi begitu melekat di ingatan, efek-efek animasi yang sebetulnya sangat ketinggalan jaman (tapi entah pas pertama kali menontonnya dulu sudah keren banget), dan tak lupa suara narrator yang tiba-tiba muncul menceritakan kisah ini atau itu. campuran berbagai variabel tersebut menjadikan serial kera sakti menjadi sangat sentimentil bagi mereka yang punya nostalgia dan sempat menyaksikannya (bahkan beberapa kali) di televisi nasional tanah air. menonton ulang kera sakti memberikan saya berbagai macam insight dan wisdom yang tak saya sadari saat menontonnya dulu.

Thursday, 9 April 2020

Re-reading Wind/Pinball by Haruki Murakami

"Why? This world is rife with matters philosophy cannot explain."
-from Pinball, 1973 (Haruki Murakami)
during this goddamn quarantine due to COVID-19 pandemic, i manage to finish some unfinished book from my collection, as well as re-read some books. opening my bookshelf, i found one book that i got for my 24th birthday several years ago, wind/pinball -two novellas written by haruki murakami which also happened to be his first two books.
this is one book that i re-read during this pandemic, beside life of pi by yann martel. 

Tuesday, 7 April 2020

Tetap di Rumah

sumber

pada suatu pagi yang cerah, sebuah imbauan tiba-tiba diumumkan. tidak boleh ke mana-mana. saya pikir, "wah rupanya virus itu telah sampai di kota ini." cepat sekali pergerakannya!
musuh itu tak terlihat, berukuran mikroskopik, begitu kecilnya hingga butuh mikroskop dengan perbesaran ratusan (bahkan) ribuan kali lipat untuk mengamatinya. dan dia telah sampai di kota ini!

Monday, 6 April 2020

Membaca Ulang Life of Pi Karya Yann Martel


"Buku yang bisa ku baca berulang-ulang, dengan sudut pandang baru dan pengertian baru setiap kalinya." - Life of Pi, Bab 73
beberapa hari yang lalu, di tengah kebosanan akibat gerakan #stayhome atau #dirumahaja akibat pandemi sars-cov-2 atau covid-19 saya membuka rak buku dan menemukan novel yang telah saya baca beberapa tahun yang lalu. novel karya yann martel yang menurut salah satu tokoh di dalamnya mengandung kisah yang akan membuat anda percaya kepada tuhan.

sejujurnya, pertama kali membacanya saya tak menemukan efek "menemukan tuhan" tersebut, tapi rupanya dengan membacanya kembali hal itu disampaikan dengan begitu halus, subtle, dan implisit. review novel tersebut telah saya tulis beberapa tahun silam (ya saat pertama kali membacanya itu), dan di tulisan ini akan saya coba sampaikan apa yang saya dapatkan pada pembacaan yang kedua ini. sebuah kisah petualangan pi yang terombang-ambing di tengah samudera pasifik di atas sekoci dengan seekor harimau benggala (panthera tigris bengalensis) berbobot 225 kg.

Wednesday, 22 January 2020

Menderita Bersama MULTATULI di Dunia Max Havelaar

"kisah yang membunuh kolonialisme." begitu pesan pramoedya ananta toer yang tertulis di halaman sampulnya. max havelaar adalah cerita mengenai ketidakadilan di  hindia belanda (khususnya di daerah lebak, banten) selama kurun waktu pertengahan abad ke sembilan belas. max havelaar ditulis oleh multatuli, nama pena eduard douwess dekker (yang berasal dari bahasa latin multa tulī, yang berarti "aku telah banyak menderita"). kisah ini dituliskan dengan teknik multi-layer yang akan membuat pembaca bingung, namun pesan yang disampaikannya begitu tajam dan menusuk pemerintah kolonial mengenai apa yang terjadi di tanah jajahannya ribuan kilometer di seberang benua yang berlainan. buku ini awalnya ditulis dalam bahasa belanda namun telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. hingga hari ini max havelaar menjadi buku bacaan wajib bagi siswa sekolah di belanda. bahkan telah dibuat museum multatuli di amsterdam (dan di rangkasbitung).

Thursday, 16 January 2020

Past Perfect: What for?


ada enam belas macam kalimat penanda waktu (tenses) dalam bahasa inggris, dibandingkan dengan bahasa indonesia yang... hanya ada satu macam. orang inggris membedakan antara i eat, i ate, i am eating, i will eat, dll. sedangkan hanya ada satu ungkapan padanannya dalam bahasa indonesia: saya makan. jadi lebih mending mana antara bahasa indonesia dan inggris?
tergantung. dalam hal grammatika, mungkin bahasa indonesia lebih mudah dan sederhana. namun dalam hal ketepatan waktu kapan suatu peristiwa terjadi, bahasa inggris bisa lebih baik (dan tepat) membedakan apakah suatu hal telah terjadi, akan terjadi, atau sedang terjadi tanpa perlu dengan spesifik menyebutkan kapan terjadinya.

past perfect tense adalah salah satu dari ke-16 tenses yang, barangkali semua orang sudah mengenal syntax atau susunan kalimatnya, namun belum tahu bagaimana penggunaannya.
rumus past perfect tense adalah:
subject + had + past participle (perfect verb/verb-3).

Friday, 10 January 2020

Catatan di Awal 2020



kita telah memasuki dekade baru. seperlima abad ke-21 telah terlewati. banyak pelajaran telah saya dapat dalam kurun waktu 3 tahun setelah lulus sarjana sains terapan dari sttn yogyakarta, utamanya pelajaran mengenai kegagalan, kehilangan, menerima kenyataan, dan bagaimana mengelola ekspektasi untuk meminimalisasi kekecewaan.