Wednesday 22 January 2020

Menderita Bersama MULTATULI di Dunia Max Havelaar

"kisah yang membunuh kolonialisme." begitu pesan pramoedya ananta toer yang tertulis di halaman sampulnya. max havelaar adalah cerita mengenai ketidakadilan di  hindia belanda (khususnya di daerah lebak, banten) selama kurun waktu pertengahan abad ke sembilan belas. max havelaar ditulis oleh multatuli, nama pena eduard douwess dekker (yang berasal dari bahasa latin multa tulī, yang berarti "aku telah banyak menderita"). kisah ini dituliskan dengan teknik multi-layer yang akan membuat pembaca bingung, namun pesan yang disampaikannya begitu tajam dan menusuk pemerintah kolonial mengenai apa yang terjadi di tanah jajahannya ribuan kilometer di seberang benua yang berlainan. buku ini awalnya ditulis dalam bahasa belanda namun telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. hingga hari ini max havelaar menjadi buku bacaan wajib bagi siswa sekolah di belanda. bahkan telah dibuat museum multatuli di amsterdam (dan di rangkasbitung).

Thursday 16 January 2020

Past Perfect: What for?


ada enam belas macam kalimat penanda waktu (tenses) dalam bahasa inggris, dibandingkan dengan bahasa indonesia yang... hanya ada satu macam. orang inggris membedakan antara i eat, i ate, i am eating, i will eat, dll. sedangkan hanya ada satu ungkapan padanannya dalam bahasa indonesia: saya makan. jadi lebih mending mana antara bahasa indonesia dan inggris?
tergantung. dalam hal grammatika, mungkin bahasa indonesia lebih mudah dan sederhana. namun dalam hal ketepatan waktu kapan suatu peristiwa terjadi, bahasa inggris bisa lebih baik (dan tepat) membedakan apakah suatu hal telah terjadi, akan terjadi, atau sedang terjadi tanpa perlu dengan spesifik menyebutkan kapan terjadinya.

past perfect tense adalah salah satu dari ke-16 tenses yang, barangkali semua orang sudah mengenal syntax atau susunan kalimatnya, namun belum tahu bagaimana penggunaannya.
rumus past perfect tense adalah:
subject + had + past participle (perfect verb/verb-3).

Friday 10 January 2020

Catatan di Awal 2020



kita telah memasuki dekade baru. seperlima abad ke-21 telah terlewati. banyak pelajaran telah saya dapat dalam kurun waktu 3 tahun setelah lulus sarjana sains terapan dari sttn yogyakarta, utamanya pelajaran mengenai kegagalan, kehilangan, menerima kenyataan, dan bagaimana mengelola ekspektasi untuk meminimalisasi kekecewaan.