Friday, 10 April 2020

Menonton Ulang Serial Kera Sakti (1996-1998)




beberapa saat yang lalu, karena gabut dan ingin bernostalgia saya menonton ulang kera sakti. serial yang paling legendaris yang tayang perdana tahun 1996 dibintangi dicky cheung pada season 1 (1996) dan benny chan pada season 2 (1998).

serial kera sakti didasarkan pada novel karya xuan zang, seorang biksu yang hidup pada sekitar abad ke-7 masehi di lingkungan yang agamis dan terpelajar. sementara kisah yang ditulisnya (novel perjalanan ke barat) adalah murni fiksi, perjalanannya ke barat untuk mencari kitab suci benar-benar terjadi dan nyata-nyata dialaminya.

serial kera sakti telah beberapa kali tayang di berbagai channel televisi tanah air. judul aslinya journey to the west atau perjalanan ke barat, tetapi orang lebih mengenalnya dengan judul kera sakti. setiap episodenya dibuka dengan lagu rap pembuka yang khas, "seekor kera.. terpuruk terpenjara dalam gua...", pengisi suaranya tidak ganti-ganti juga dan menjadi begitu melekat di ingatan, efek-efek animasi yang sebetulnya sangat ketinggalan jaman (tapi entah pas pertama kali menontonnya dulu sudah keren banget), dan tak lupa suara narrator yang tiba-tiba muncul menceritakan kisah ini atau itu. campuran berbagai variabel tersebut menjadikan serial kera sakti menjadi sangat sentimentil bagi mereka yang punya nostalgia dan sempat menyaksikannya (bahkan beberapa kali) di televisi nasional tanah air. menonton ulang kera sakti memberikan saya berbagai macam insight dan wisdom yang tak saya sadari saat menontonnya dulu.

Thursday, 9 April 2020

Re-reading Wind/Pinball by Haruki Murakami

"Why? This world is rife with matters philosophy cannot explain."
-from Pinball, 1973 (Haruki Murakami)
during this goddamn quarantine due to COVID-19 pandemic, i manage to finish some unfinished book from my collection, as well as re-read some books. opening my bookshelf, i found one book that i got for my 24th birthday several years ago, wind/pinball -two novellas written by haruki murakami which also happened to be his first two books.
this is one book that i re-read during this pandemic, beside life of pi by yann martel. 

Tuesday, 7 April 2020

Tetap di Rumah

sumber

pada suatu pagi yang cerah, sebuah imbauan tiba-tiba diumumkan. tidak boleh ke mana-mana. saya pikir, "wah rupanya virus itu telah sampai di kota ini." cepat sekali pergerakannya!
musuh itu tak terlihat, berukuran mikroskopik, begitu kecilnya hingga butuh mikroskop dengan perbesaran ratusan (bahkan) ribuan kali lipat untuk mengamatinya. dan dia telah sampai di kota ini!

Monday, 6 April 2020

Membaca Ulang Life of Pi Karya Yann Martel


"Buku yang bisa ku baca berulang-ulang, dengan sudut pandang baru dan pengertian baru setiap kalinya." - Life of Pi, Bab 73
beberapa hari yang lalu, di tengah kebosanan akibat gerakan #stayhome atau #dirumahaja akibat pandemi sars-cov-2 atau covid-19 saya membuka rak buku dan menemukan novel yang telah saya baca beberapa tahun yang lalu. novel karya yann martel yang menurut salah satu tokoh di dalamnya mengandung kisah yang akan membuat anda percaya kepada tuhan.

sejujurnya, pertama kali membacanya saya tak menemukan efek "menemukan tuhan" tersebut, tapi rupanya dengan membacanya kembali hal itu disampaikan dengan begitu halus, subtle, dan implisit. review novel tersebut telah saya tulis beberapa tahun silam (ya saat pertama kali membacanya itu), dan di tulisan ini akan saya coba sampaikan apa yang saya dapatkan pada pembacaan yang kedua ini. sebuah kisah petualangan pi yang terombang-ambing di tengah samudera pasifik di atas sekoci dengan seekor harimau benggala (panthera tigris bengalensis) berbobot 225 kg.