Thursday 10 December 2020

Betapa susahnya menulis

gambar hanya pemanis dan sama sekali tak berhubungan dengan isi tulisan.

sekitar tahun 2011an saya terpikir untuk membuat sebuah blog pribadi (buka blog ini pastinya, dan blog tersebut juga sudah tidak ada), dengan tujuan melatih kemampuan menulis sekaligus mengabadikannya di media online. setelah sekian lama berselang, ternyata kemampuan menulis saya tidak banyak berkembang, mungkin karena faktor jarang dilatih atau lainnya.

blog ini menjadi entah blog ke berapa yang saya buat. formatnya sebenarnya sama saja dari blog-blog sebelumnya, private blog. tidak penting apa isinya, tidak penting apa nische-nya, yang penting tujuan awal yaitu berlatih menulis dapat tersalurkan. bahkan tanda baca, PUEBI, kapitalisasi huruf, dan semacamnya saya kesampingkan dulu. yang penting bisa menulis dengan runtut saja dulu. lagi pula ini hanya blog pribadi, bukan laporan ilmiah atau reportase resmi.

banyak orang dapat hidup dari menulis. entah menulis novel, menulis esai untuk suatu website, menulis kolom di suatu media, atau semacamnya. dulu, ketika baru memulai blog, saya pun berpikiran "wah keren juga ya kalau bisa dapat duit dari nulis doang." eh ternyata tidak sesederhana itu. menulis itu susah. menulis itu tidaklah gitu doang, makanya orang bisa dibayar dari kegiatan yang sepertinya mudah itu. sedangkan saya sendiri, jangankan menghasilkan uang dari tulisan yang saya buat, untuk membuat kisah yang runut, menarik, dan enak dibaca saja rasanya susah sekali.

begitu payahnya kemampuan menulis saya, sehingga misalkan saya diminta untuk menceritakan perjalanan naik kereta api bogowonto dari stasiun pasar senen ke stasiun lempuyangan, kemungkinan besar isinya adalah rute perjalanannya. berangkat pukul berapa dari pasar senen, pukul sekian sampai di stasiun ini, pukul sekian berhenti di stasiun itu, begitu seterusnya sampai pukul berapa esok paginya sampai di lempuyangan. hanya menyebut nama-nama sebagian stasiun di pulau jawa. menyedihkan sekali.

kebalikannya, bagi orang yang terbiasa menulis, dengan ide pokok yang sama (perjalanan kereta dari stasiun pasar senen ke lempuyangan) mungkin dapat mengembangkan tulisannya dengan lebih bervariasi. alih-alih hanya menyebutkan rute kereta dari pasar senen ke lempuyangan, penulis yang hebat tersebut akan menceritakan betapa menyebalkannya rombongan anak-anak muda di kursi no 12-13 yang sedari berangkat tadi terus bermain game di handphone mereka sambil berteriak-teriak, atau ibu-ibu muda dengan balita yang digendongnya yang dari tadi tantrum dan membuat dia serta orang-orang di sekitarnya tak bisa tidur selama perjalanan, atau bagaimana cara sang penulis menahan keroncongan karena belum makan sejak keberangkatan namun sedari tadi para petugas dari kereta makan (resto) terus menerus menawarkan nasi goreng hangat sedangkan ia sendiri tak punya uang untuk membeli nasi goreng itu, dan kisah-kisah lainnya yang membuat perjalanannya dari pasar senen ke lempuyangan tidak sekadar menyebutkan nama-nama stasiun di pulau jawa.

ada sebuah adagium "penulis yang hebat adalah pembaca yang rakus." artinya, kemampuan menulis bukanlah sesuatu yang secara magis muncul begitu saja. kemampuan itu dipupuk dengan banyak-banyak membaca. saya pikir itu ada benarnya. semakin banyak yang kita baca, semakin luas pula cakrawala pengetahuan kita dan semakin kaya kosakata dalam tulisan-tulisan yang kita buat. nah, ketemu juga kan faktor yang kedua. kurang membaca.

untuk itu, setiap tahun saya targetkan untuk membaca minimal berapa buku. untuk 2020 ini, saya targetkan 20 buku, namun baru  selesai 14. apakah saya sesibuk itu sehingga untuk membaca sekitar satu setengah buku per bulan saja rasanya susah betul? sebenarnya tidak juga. saya hanya sok sibuk saja, malas untuk menyelesaikan apa yang sudah ditargetkan di awal.

sebagaimana disebutkan di paragraf pertama, faktor lain yang menyebabkan kualitas tulisanku segini-gini saja adalah jarang dilatih. ketika membuat blog ini saya targetkan minimal satu tulisan saja per minggu. eh ternyata susah. lalu saya longgarkan menjadi satu tulisan per bulan. eh ternyata gak ajeg juga. susah memang mengatasi rasa malas. sesuai hukum inersia newton, benda yang diam selamanya akan tetap diam kecuali ada pengaruh dari luar benda tersebut.

namun di tengah kemalasan untuk menulis dan meng-update blog ini, kemarin dengan impulsifnya saya perpanjang masa berlaku domain anasimron.my.id ini selama lima tahun. waw. ambil setahun saja gak rajin update, kok ngide banget ambil lima tahun. semoga saja rasa malas untuk menulis itu bisa sirna dengan perpanjangan domain (eh, korelasinya tidak ada dong ya).

akhir kata, begitu payahnya kemampuan menulis saya juga ditandai dengan susahnya untuk menutup tulisan ini. hmm, bagaimana ya membuat paragraf penutup yang baik? sudah lah. intinya, tulisan ini berisi keresahan saya yang belum bisa menulis dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan pertama memulai dulu.


rumah, 10 desember 2020

sebentar lagi ke luar kota lagi



No comments:

Post a Comment