Tuesday 7 April 2020

Tetap di Rumah

sumber

pada suatu pagi yang cerah, sebuah imbauan tiba-tiba diumumkan. tidak boleh ke mana-mana. saya pikir, "wah rupanya virus itu telah sampai di kota ini." cepat sekali pergerakannya!
musuh itu tak terlihat, berukuran mikroskopik, begitu kecilnya hingga butuh mikroskop dengan perbesaran ratusan (bahkan) ribuan kali lipat untuk mengamatinya. dan dia telah sampai di kota ini!

mulanya kita tak peduli, menganggap diri kita sebagai "orang-orang pilihan" yang kebal, yang tak akan mempan kena virus jenis baru itu karena hanya dengan "kerokan" semua selesai. berbagai meme mengenai kebiasaan jorok orang di negeri ini yang "katanya" bisa meningkatkan imunitas alami, akan mampu menghalau virus jenis baru ini. nyatanya, virus itu telah sampai di kota ini!

seorang pemuka agama dengan jumawanya mengatakan bahwa virus ini adalah tentara dari tuhan untuk membasmi musuh-musuhnya. itu terjadi kala umat seagamanya yang berada di negeri tertentu (konon) disiksa dan diintimidasi, sehingga virus itu datang menolong. nyatanya, virus itu tidak pandang bulu. tidak peduli kau beragama ini atau itu, tidak peduli kaya-miskin, ganteng-jelek, pribadi yang penuh cinta-maupun ambyar dan patah hati. dia tak peduli itu semua, misinya hanya satu: memperbanyak diri melalui sel-sel di dalam tubuh kita.

pemerintah pusat mengimbau kerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah di rumah. semula saya pikir ini hanya akan berlaku paling lama 2 minggu. rupanya hari ini ketika 3 minggu telah terlalui, belum ada juga tanda-tanda melandainya kurva jumlah korban jasad renik 0,1 mikron itu. situasi justru semakin gawat dengan perubahan imbauan yang tadinya "hanya yang sakit yang memakai masker" menjadi "semua yang keluar rumah wajib mengenakan masker." situasinya semakin hari semakin tak menentu, semua orang bersatu melawan musuh bersama yang tak terlihat.

"hindari kerumunan, jangan keluar rumah!" jargon itu terus menerus digaungkan setiap hari. tapi masih saja ada beberapa orang yang hobi nongkrong-nongkrong, duduk-duduk bareng di warung kopi sambil dengan semangat membicarakan wabah ini, seolah-olah masih jauh dan tidak akan mencapainya. padahal, tidak begitu cara kerjanya.

beberapa pemuka agama tak henti-henti mengingatkan umatnya, "jangan ke tempat ibadah dulu. beribadah di rumah dulu!" tapi beberapa orang dengan pandirnya mengatakan, "ini hanyalah akal-akalan sebuah organisasi rahasia yang ingin menjauhkan kita dari Tuhan!" memang yang paling berbahaya dari wabah ini bukanlah virusnya, melainkan orang-orang pandir ini. mereka yang merasa seolah-olah wabah tak akan sampai pada mereka 'hanya' karena mereka rajin ke tempat ibadah. beberapa orang justru terinfeksi oleh virus ini karena mengikuti prosesi ibadah bersama di suatu negeri seberang. sepulangnya dari prosesi tersebut, masing-masing menjadi inang virus baru itu dan menginfeksi lebih banyak orang lagi. perlu bukti seperti apa lagi untuk menunjukkan bahwa virus ini tak peduli bahwa kau agamawan atau pendosa, selama kau terlahir sebagai manusia kau punya risiko yang sama!

di satu sisi banyak orang berpengaruh yang menggunakan pengaruhnya demi kebaikan bersama, memutus mata rantai penyebaran virus ini. tapi di sisi lain, ada orang-orang berpengaruh yang karena ketidaktahuan atau kepandirannya menggunakan pengaruhnya untuk menghasut orang lain mengikuti kepandirannya. dikatakannya "kalau kita tiga kali secara berturut tidak pergi ke tempat ibadah untuk melakukan ibadah ini atau itu, maka kita telah menjadi kafir." padahal tidak begitu seharusnya. keadaan sedang darurat, lakukanlah sebisa mungkin untuk tidak membuatnya semakin buruk.  beribadah di rumah. Tuhan tidak akan marah. semua ada dasarnya bagi orang-orang yang mau mengerti dan mau mencari tahu. bukankah lembaga-lembaga yang punya otoritas masalah agama juga telah mengingatkan untuk tidak usah ke tempat ibadah dulu?

wabah ini akan berakhir, itu pasti. masalahnya adalah kapan dan berapa banyak korban yang ditimbulkannya sebelum ia benar-benar berakhir. sementara para ilmuwan di luar sana meneliti tentangnya dan cara mengalahkannya, sementara para dokter dan tenaga medis berjibaku membantu para korban yang sudah terlanjur terinfeksi olehnya, dan sementara orang-orang di pemerintahan sana menyusun berbagai macam kebijakan untuk memeranginya, ayo kita lakukan yang kita bisa untuk membantu mereka. tetaplah di rumah, seberat apapun rasanya, sebosan dan menyiksanya. kalau pun terpaksa untuk keluar rumah, pakailah masker sesuai anjuran yang telah dikeluarkan oleh berbagai lembaga otoritas. rajin mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik dan bilas air mengalir, jangan lupa ada 6 tahap gerakannya. 

rumah, 070420
hari apakah ini?


No comments:

Post a Comment