Saturday, 31 December 2022

Apa saja yang terjadi sepanjang 2022... dan 2021 (serta harapan 'tuk 2023)


Suatu sore di depan Reaktor Serbaguna GA. Siwabessy
Tahun berakhir,
siang dan malamnya
penuh harapan.

Tradisi tahunan tiba! Karena 2021 silam saya tidak menulis kaleidoskop, jadi akan dirapel sekalian dengan tahun 2022 ini. Banyak sekali hal yang terjadi selama 2 tahun terakhir. Tahun 2021 dan 2022 telah banyak membawa kegembiraan, kesedihan, kemarahan, hingga kekecewaan.

Apa saja yang terjadi selama dua tahun terakhir? Langsung saja kita mulai kilas balik ini dari...


Awal 2021

Tahun 2021 saya kira merupakan sebuah titik balik atau titik tolak dari segala macam kesedihan dan keterpurukan pada beberapa tahun sebelumnya. Saya mengawali tahun 2021 sebagai keroco (CPNS) di BATAN pada formasi pranata nuklir ahli pertama di bidang keselamatan dan pengelolaan limbah, lebih khususnya di sub-bidang keselamatan kerja dan proteksi radiasi. Hah, sungguh begitulah nasib. Dari zaman kuliah D-IV saya sudah bercita-cita dengan pekerjaan di bidang proses kimia atau semacamnya, tapi ujung-ujungnya jadi petugas proteksi radiasi juga.

"pura-pura kerja"

Sebagai seorang anak kampung yang tiba-tiba tinggal di kota Tangerang Selatan, saya merasa agak kaget dan takut. Memang banyak juga teman kuliah yang bekerja di sini, namun tetap saja masih terasa asing. Ada satu kerabat yang tinggal di Serpong juga, dan alhamdulillah beliau telah banyak membantu saya selama transisi ke Serpong ini. Selama beberapa hari tanpa keberadaan sepeda motor, mobilitas saya juga sangat terbatas. Paling-paling hanya kantor, kos-kosan, dan kerabata di Serpong tersebut (yang meminjami sepedanya untuk saya bepergian). Waktu itu juga saya belum menerima gaji pertama yang seharusnya masuk di hari pertama kami masuk sebagai CPNS. Untungnya waktu itu saya masih mengajar les secara online, jadi ya masih aman lah ya untuk sebulanan.

Setelah sepeda motor saya tiba, mobilitas pun semakin lancar. Saya jadi mengengal daerah Serpong dan sekitarnya lebih baik. Banyak tempat telah saya kunjungi. Kebanyakan mall sih. Hehehe

Awal tahun 2021 juga menandai awal saya berburu buku di BBW online, karena sejak pandemi COVID-19 sudah tidak diadakan secara offline lagi. Mulai awal 2021 juga saya mengumpulkan emas, baik fisiknya (batangan) maupun digital (di tokopedia).

Intinya awal 2021 adalah sebuah titik balik yang sebenarnya. Dari kesialan-kesialan menuju keberuntungan, dari desa ke kota, dari Jawa Timur ke Banten. Namun demikian, saat itu pikiran saya mulai terpecah, karena status saya masih aktif sebagai Mahasiswa S2 Kimia ITS semester empat! Bahkan masih sempat ikut ujian akhir semester tiga di minggu-minggu pertama sebagai CPNS BATAN.


Pertengahan 2021

Sebagai seorang pegawai baru, pertengahan 2021 banyak terisi dengan kegiatan pelatihan dari kantor. Dari orientasi pegawai baru, pelatihan proteksi radiasi, sampai pelatihan dasar (LATSAR) untuk CPNS. Masih dalam kondisi per-COVID-an pula, pelatihan di era itu masih secara online dengan Zoom. Sampai ada celetukan bahwa jabatan kami di sini adalah Pranata Zoom (alih-alih Pranata Nuklir).

Kamar kos di BATAN Indah, tempat Latsar Online (ZOOM)


Di sini saya juga mulai mengenal wanita pujaan hati yang hari ini telah menjadi istriku. Hehehe. Akibat banyaknya ketertarikan yang sama terhadap bahasa Jepang, buku (khususnya Sapiens), dan takdir yang membuat kami LATSAR barengan. Setelah mengenalnya beberapa lama, akhirnya kami pun menjalani hubungan yang lebih serius mulai pertengahan 2021 tersebut.

LATSAR CPNS di Ciawi, Bogor, 2021


AEON BSD, 29 Mei 2021


***

Di sekitar bulan Juni 2021 saya pindah mengontrak dengan seorang teman di Cisauk, Suradita, setelah sebelumnya ngekos di BATAN Indah.

Kondisi kamar kos di BATAN Indah di hari kepindahan. Sangat keos.

Mengenai kuliah S2-ku, akhirnya saya menunaikan seminar proposal tesis (pratesis) secara online sekitar bulan September 2021, dengan topik penelitian yang tidak jauh berbeda dengan penelitian tugas akhirku di D-IV yaitu bahan bakar, hanya saja bedanya kali ini adalah bahan bakar berbasis biomassa (biofuel). Energi & bahan bakar for lyf 👍

Sebelum seminar Pra-tesis (online)

Sejak saat itu, saya bolak-balik Serpong - ITS untuk menuntaskan penelitian yang sudah diproposalkan! Hampir setiap minggu saya menempuh jarak 2 x 800 km untuk tujuan itu. Entah sudah berapa juta rupiah habis untuk menyelesaikan studi tesis saya. Mungkin, waktu akan menjawab apakah hal itu benar-benar worth it.


Akhir 2021

Hari demi hari berlalu, tak terasa hampir setahun saya tinggal di Serpong, dan hampir setahun pula saya menjadi CPNS. Sekitar bulan oktober 2021 banyak terjadi pergolakan di organisasi tempat ku bekerja. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) is no more! Lebih tepatnya BATAN, LIPI, BPPT, LAPAN, dan Kemenristek tergabung menjadi satu dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kepala BRIN (Lord LTH)

Banyak gejolak terjadi akibat hal itu. Banyak pegawai, terutama pegawai senior yang resah dan bertanya-tanya, apa yang akan terjadi kelak, bagaimanakah tunjangan-tunjangan kita ke depannya, bagaimana model organisasi yang baru, dan sebagainya. Kami para pegawai baru, di sisi lain sedikit merayakan transformasi dan integrasi itu, karena ada satu janji dari kepala BRIN untuk para pegawai dapat memilih penempatan sesuai dengan preferensi dan kompetensi masing-masing dalam pemetaan SDM.

Kami merayakan pesan itu dengan penuh sukacita.

Akhirnya ada kesempatan bagi kami untuk memilih (kami di sini adalah orang-orang yang "tidak terlalu nyaman" dengan pekerjaan saat ini), untuk menentukan formasi yang kami sukai. Namun, adaaaa aja para golongan tua yang tidak suka dengan sukacita kami. Berbagai cara untuk menggembosi agar kami tidak "meninggalkan pos" pun dilakukan. Mulanya dengan "ultimatum" bahwa CPNS tidak boleh memilih selain di formasi awalnya. Jadi, kami yang tadinya di PTRR tidak bisa memilih pusat lain. Tapi kami tetap nekad saja. Lalu, munculah ultimatum kedua, bahwa CPNS harus memilih sesuai dengan jabatan fungsionalnya. Artinya, pranata nuklir hanya bisa memilih penempatan di lingkungan (eks) BATAN lagi. Baiklah, kami mentaati hal itu.

Dan ternyata BATAN (atau yang telah menjelma menjadi Organisasi Riset Tenaga Nuklir) mengalami perampingan organisasi dari tadinya 20-an pusat menjadi tinggal 7 pusat (lebih tepatnya sih ada beberapa pusat yang digabungkan menjadi satu). Jadi kami yang memilih pusat-pusat (yang dulunya ada) di BATAN menjadi tidak bisa diterima. Bagaimana bisa menerima kalau pusatnya sudah tidak ada lagi, kan?

Oke, kami pun menunggu pemetaan SDM tahap selanjutnya... Saya mengakhiri 2021 dengan cukup optimistis bahwa tahun itu haruslah menjadi tahun terakhir saya di posisi tersebut. Tahun depan akan terjadi kejutan-kejutan yang menggembirakan.


Di sela-sela penantian itu, di akhir tahun 2021 saya diangkat dari CPNS (BATAN)  menjadi PNS (BRIN). Lagi-lagi dengan semangat transformasi dan reorganisasi yang masih menggebu, kami 700an CPNS dari instansi masing-masing diangkat menjadi PNS BRIN oleh pak LTH secara daring melalui Zoom.

Suasana sebelum pelantikan PNS 2021


Awal 2022

Tahun 2022 ini saya memasuki usia 28 tahun. Itu artinya saya telah lulus D-IV 6 tahun silam, dan lulus SMA 10 tahun silam. Sungguh tidak terasa. time flies.

Saya mengawali tahun 2022 dengan sukacita. Semangat baru, hari yang baru, dan sebentar lagi akan masuk formasi (kepegawaian) yang baru. Pikirku. Banyak pula rapelan gaji yang masuk karena komponen ini dan itu setelah pengangkatan dari CPNS ke PNS. alhamdulillah. Berbagai target dibuat. Target jumlah bacaan tahun ini, target kelulusan S-2, target (ehm) pindah formasi kepegawaian, dan sebagainya. All things were bright and beautiful back then.

Di akhir bulan Januari 2022 juga saya pertama kali bertemu ibu (calon) mertua. Waktu itu, adik dari Sang Pujaan Hati baru diterima kerja di daerah BSD, dan ibunya mengantarkan. Beliau tinggal selama satu minggu di Tangerang, sehingga ada beberapa saat untuk bertemu dan hangout bersama. Kami (saya, pujaan hati, adiknya, dan ibunya) mengunjungi Taman Marga Satwa Ragunan. Itu merupakan pertama kalinya saya ke sana. Ibu (calon) mertua menanyakan, "Mas Anas kapan ke Magelang?"







***

Kita kembali ke masalah Pemetaan SDM BRIN di tahap lanjutan. Setelah tahap pertama di akhir 2021 silam "kami" (lihat kembali ke atas untuk mendapat konteks siapa "kami" di sini) tidak dapat memilih sesuai dengan preferensi karena re-organisasi dan berbagai alasan lain, kami menantikan tahap ini.

Hingga setelah saat yang dinanti-nantikan pun tiba, yaitu sekitar awal Februari 2022, sekonyong-konyong kami tidak bisa lagi memilih karena telah ditetapkan pada posisi X.

- jeng jeng jeng -

Bagaimana bisa kami telah ditetapkan pada posisi X tersebut, sedangkan kami tidak pernah memilih posisi itu pada pemetaan-pemetaan tahap sebelumnya. Kami pun mengurus surat ke sana ke mari, membuat pernyataan keberatan, menghubungi pejabat ini dan itu. Sampai para pejabat itu membuat zoom meeting khusus membahas keberatan itu. Hahaha. Karena kebetulan keberatan itu tak hanya kami yang mengalami dan mengajukan, tapi banyak yang seperti kami pula dengan nasib (buruk) serupa. Sudah begitu pun, akhirnya kami tetap kalah juga.


Zoom meeting bersama mengenai keberatan penempatan

***

Sejenak saya melupakan hal itu. Karena tak lama setelah itu, saya ke Magelang... bersama keluarga besar. Singkat cerita, pada hari Minggu, tanggal 20 Februari 2022 (20/02/2022), saya dan Pujaan Hati pun bertunangan. [Awal] tahun 2022 memang penuh dengan kejutan.

Lalu, sekitar sebulan setelahnya, keluarga besar Magelang yang berkunjung ke Nganjuk. Semacam kunjungan balasan or something. Intinya agar kedua keluarga besar saling mengenal.

Kunjungan keluarga Magelang ke Nganjuk

Dan, entah berhubungan atau tidak, tak lama setelah itu saya positif COVID-19. Hahaha, sungguh bukan merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Saya pun menghabiskan 10 hari dengan menyendiri di rumah kontrakan yang memang mulai saya tinggali sendiri, setelah flat mate yang sudah keterima CPNS di Kementerian ESDM mulai pindah ke Bandung. Ketika saya terkena COVID-19, itu posisinya sudah vaksinasi 3x, jadi gejalanya juga tidak parah banget.

Pose andalan vaksinasi


Pertengahan 2022



Penelitian S2-ku yang tidak jelas juntrungannya pun berlanjut. Saya masih bolak-balik Serpong-Surabaya untuk menuntaskannya. Setelah bulan-bulan sebelumnya percobaanku seringkali fail. Saya intens mengerjakan penelitian tesis (kembali) pada bulan puasa, mepet-mepet sebelum libur lebaran. Dan, pada akhirnya selesai juga... percobaannya. Tulisannya? Hehehehe nanti dulu. Saya sudah rencanakan untuk sidang tesis bulan Juli 2022, tapi takdir berkata lain.

Setelah lebaran, saya foto pre-wedding di Jogja...


***

Akhir Juni 2022, kami sekantor dikejutkan dengan berita dukacita. Teman baik kami, adik kelasku di STTN, sekaligus teman CPNS satu letingku tiba-tiba dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Seorang yang periang, sociable, bercita-cita tinggi, dan pembelajar yang berencana menempuh S2 mulai Agustus 2022 ini. Namun takdir berkata lain.

Semoga diterima di tempat terbaik di sisi-Nya.

***

Bulan Juli 2022 sepertinya adalah musim perkawinan. Beberapa temanku (dan saya sendiri hehe) menikah pada bulan itu. Room mate yang sudah pindah ke Bandung menikah pada tanggal 3 Juli...

Pernikahan room mate


Teman kuliah yang lain, pada tanggal 10 Juli. Dan, pernikahanku sendiri pada 17 Juli 2022. Dan BTW, Websitenya masih aktif lho 😅 (sampai Mei 2023).



Setelah menikah, kami (saya dan istri) menghabiskan cuti nikah sepanjang 20 hari kalender dengan bolak balik Magelang - Jogja - Nganjuk. Kami mengunjungi sanak saudara di Nganjuk dan Magelang, dan sesekali main ke Jogja. Di Jogja, kami mengunjungi BBW 2022, nonton film ini itu (termasuk mencoba 4DX CGV), jalan-jalan ke pantai, dan staycation.

 





Cuti pun selesai, dan kami kembali ke dunia nyata... alias kerja lagi.


Akhir 2022

Hari demi hari berlalu. Now that we have faced real life again, things get very real as well. Tanpa terasa hampir setahun sejak harapanku di akhir 2021 untuk segera pindah dari formasi ini, tapi ternyata perpindahan formasi itu belum terjadi juga. (Belum, bukan tidak).

Seringkali, utamanya di malam hari, ketika suasana telah sunyi senyap, pikiran melayang ke mana-mana. Kenapa begini, kenapa begitu, bagaiama agar begini, bagaimana supaya begitu. Setiap malam dihantui penyesalan mengapa sejak awal meladeni ancaman atau ultimatum dari "mereka yang di atas sana" pas pemetaan pertama. Mengapa orang-orang mendapat kesempatan itu, sementara kami tidak. Berbagai kekhawatiran muncul di jam rawan. Jam tidur dilalap oleh ketakutan-ketakutan akan masa depan yang begini-begini saja. Takut akan mimpi-mimpi yang tak bisa diraih, karena dibatasi oleh sekelompok orang "jahat". Takut bahwa cita-cita tidak dapat diraih.

Sejak berkuliah D-IV, bahkan mungkin sejak SMA, saya sudah bercita-cita bahwa suatu saat dapat masuk ke lembaga penelitian, berkarier hingga suatu hari meraih titel "Profesor", entah melalui jalur akademia, atau jalur riset.

Saya masih ingat pada pertengahan tahun 2017 BATAN membuka lowongan CPNS, dan saya sebagai lulusan D-IV tidak bisa mendaftar sebagai peneliti. Sungguh kecewa berat waktu itu. Tapi formasinya masih nyambung dengan passion saat itu, yaitu fabrikasi bahan bakar nuklir. Meskipun ujung-ujungnya gagal juga sih, dengan selisih skor akhir 0,2 (kalau tidak salah ingat). Tahun 2018, BATAN buka CPNS lagi, namun formasi itu sudah tidak ada. Kami sebagai lulusan D-IV STTN hanya bisa mendaftar di formasi-formasi yang "tidak riset-riset banget", entah itu di keselamatan, operasi instalasi, atau jaminan mutu. Tahun 2018 saya gagal di SKD. Nah, tahun 2019 ketika posisi saya sudah terdaftar sebagai mahasiswa S2 Kimia ITS semester 1, BATAN buka lowongan lagi. Sama seperti 2018, kami lulusan STTN hanya bisa mendaftar di formasi yang juga "tidak riset-riset amat". Ibuku saat itu menelepon waktu saya sedang di perpustakaan ITS. Pesan beliau singkat dan padat "Le, bukaan CPNS; Ndang daftar." Ya sudah, saya iseng-iseng daftar. Tidak terlalu "ngoyo" juga karena formasinya "bukan gue banget." Tapi yang iseng-iseng gini malah lolos.

Dulu, ketika daftar di BATAN pada formasi ini, saya pikir bahwa akan lebih mudah untuk berpindah  formasi ketika sudah masuk dulu, daripada menanti kesempatan untuk dibukanya formasi yang saya lebih minati. Tapi, ternyata tidak semudah itu pula. Di saat kesempatan itu jelas-jelas ada di depan mata, ada saja aktor jahat yang menjegal. Ditambah lagi, dengan "wejangan-wejangan" dari para orang-orang tua agar tidak menjadi idealis lagi. "Sudahlah, kamu sudah nyaman di sini, apa lagi sih yang dicari?" Atau hal-hal semacam itu. Oke, memang nyaman, sangat nyaman jika dibandingkan yang dulu-dulu. Tapi, tetap saja ada ruang yang kosong di hati, seolah berteriak dan memprotes keadaan. Masih ada naluri ingin mengaktualisasi diri, ingin mengerjakan hal-hal yang memang "gue banget", memberontak setiap hari karena harus berkendara setengah jam lebih hanya untuk menuju pekerjaan yang tidak benar-benar saya nikmati. Terkadang menyesal juga ngapain daftar segala kalau ujung-ujungnya gak enjoy.

Entah harus sampai kapan seperti ini?

***

Ngomong-omong masalah riset, risetku sendiri di S2 ITS akhirnya sampailah kepada "puncaknya" yaitu sidang tesis, setelah entah berapa semester tercatat sebagai mahasiswa S2 di sana. Hari Rabu, 14 Desember 2022 mulai pukul 13:00 WIB, di Ruang Sidang Lantai 1 Departemen Kimia ITS, thesis defence itu berlangsung. Acara sidang itu berlangsung sekitar 2 jam, dan di sana saya dibantai habis-habisan. Tapi, ya sudahlah, sudah berlalu juga.

Ingin menangis setelah dipermalukan di ruang sidang


Pose wajib di depan "landmark" Kimia ini.
Dasi merahnya menunjukkan loyalitas kepada BRIN 


***

Harapan di 2023

Tidak afdol rasanya kalau tidak menutup tulisan ini dengan harapan atau resolusi 2023. Tahun depan, saya akan berusia 29 tahun. Di usia yang merupakan bilangan prima itu, semoga semuanya juga prima. Keberuntungan, kesehatan (fisik dan mental), pekerjaan, dan segala aspek lainnya.

Saya masih berharap untuk bisa pindah formasi ke peneliti, atau setidaknya ke bidang riset atau penelitian. Meskipun sangat kecil kemungkinannya hal itu dapat terjadi di 2023. Untuk itu, saya akan mencoba untuk menambah skill dalam aspek lain. Saya akan coba untuk mengikuti bootcamp data science yang diselenggarakan oleh PacmannAI. Jadi, kalaupun sudah benar-benar tidak ada harapan lagi untuk dapat meraih apa yang saya inginkan di instansi ini, akan ada plan B.

Selain itu, saya ingin meningkatkan lagi kemampuan berbahasa asing. Saya ingin mengambil TOEFL lagi sampai mencapai skor 650. Tentunya bukan dengan cara daftar tes TOEFL setiap bulan (selain buang-buang duit, juga sepertinya tidak banyak berpengaruh). Saya akan mempelajari lagi buku Longman dan memperbanyak latihan TOEFL di dalam buku itu. Selain itu, saya ingin mulai mendalami bahasa Jepang lagi, salah satu skill yang sudah lama sekali saya tinggalkan. Sejak gagal seleksi MEXT keberangkatan 2019, rasa trauma itu menimbulkan semangat belajar bahasa Jepang tiba-tiba kandas begitu saja. Tahun kemarin, sekitar 2 atau 3 bulan, saya bahkan telah membuat group study namun tiba-tiba saja tidak dapat dilanjutkan karena para pesertanya yang sibuk (atau sok sibuk). Jadi, mau tidak mau saya akan lanjutkan sendiri, mengulang lagi apa yang pernah saya pelajari dulu, dan meningkatkannya lagi hingga tingkat JLPT N3. Satu lagi, beberapa waktu lalu saya telah membuka kembali pelajaran bahasa Latin di aplikasi Duolingo. Memang, banyak yang mengatakan bahwa bahasa Latin itu sudah mati. Tapi, tidak ada salahnya belajar hal baru! Bahasa Latin merupakan "akar" dari rumpun bahasa-bahasa Roman: Prancis, Italia, Spanyol, dan Portugis. Saya kira, dengan belajar bahasa Latin akan mudah juga mempelajari salah satu bahasa turunannya. Selain itu, saya pikir bahasa Latin juga adalah bahasa "pengetahuan". Ya, intinya ingin saja. Why not. kan?

Terakhir, di 2023 saya ingin lebih banyak membaca dan menulis. Hampir setiap pergantian tahun pasti resolusi ini tidak terlewat, tapi nyatanya akan terasa juga tidak konsistennya di pertengahan sampai akhir tahun. Semoga 2023 nanti lebih konsisten lagi. Selain itu, saya juga ingin lebih rajin lagi untuk "ngonten" di YouTube, entah dengan konten apapun. Memang, saat ini uang tidak (atau setidaknya belum) menjadi tujuan utama di sana. Tapi, minimal konsisten dulu, dengan arah konten yang jelas juga (tidak nano-nano haha).

***

Baiklah, kalau bisa dirangkum, inilah beberapa harapan untuk tahun 2023 kelak:

  1. Pindah formasi ke riset/penelitian (meskipun very slim chance);
  2. Mempersiapkan Plan B untuk resolusi no. 1;
  3. Memperdalam lagi kemampuan berbahasa Inggris, dengan indikator TOEFL minimal 650;
  4. Memulai lagi untuk belajar bahasa Jepang secara lebih mendalam, dengan indikator lulus N3 di akhir tahun;
  5. Memulai pelajaran bahasa Latin;
  6. Membaca lebih banyak, dengan indikator minimal 30 buku dalam setahun;
  7. Menulis lebih banyak, dengan indikator minimal 2 blog post dalam sebulan.
Lalu, apa saja langkah yang akan dilakukan:
  1. Lebih aktif lagi mengikuti grup riset, menulis artikel sebagai penulis pertama;
  2. Ikut bootcamp data analytics atau data science;
  3. Belajar buku Longman TOEFL dan simulasi tes di buku itu dengan lebih giat lagi;
  4. Belajar lagi buku Minna no Nihongo, beli buku intermediate kanji book, buku-buku JLPT N3, ikut les (online) bahasa Jepang tingkat menengah;
  5. Belajar dari website-website kursus gratis bahasa Latin, beli buku Wheelock's Latin dan Lingua Latina per se Illustrata (Familia Romana);
  6. Cukup jelas lah, ya. Tak lupa ingin juga lebih banyak mengulas buku bacaan melalui blog ini,
  7. Cukup jelas juga.
Baik. Mari kita tutup 2022 ini dengan mengambil berbagai pelajaran darinya, dan mari kita sambut 2023 dengan semangat baru.


Jakarta, 31 Desember 2022
Selamat tahun baru 2023





2 comments: