Tuesday 4 October 2022

Penemuan dunia baru dan implikasinya


Pada akhir abad XV (tepatnya tahun 1492), pelaut Italia (yang menakhodai kapal-kapal Spanyol) Christopher Columbus secara "tak sengaja" menemukan dunia baru dalam perjalanannya tuk mencari jalan pintas menuju negeri rempah-rempah, India. Dengan berbekal pengetahuan bahwa bumi itu bulat, disimpulkanlah bahwa seharusnya untuk mencapai India (dari Eropa) tidak perlu harus melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan ke arah timur kalau bisa ditempuh dengan lebih ringkas ke arah barat. Begitulah latar belakang perjalanan Columbus itu (selain juga titah dari Raja Ferdinand).

Setelah berminggu-minggu melaut, akhirnya salah satu awak kapal pun melihat titik hijau dari kejauhan. Daratan! "Kita telah sampai di India." pikir mereka. Sampai ketika mereka tiba di daratan, barulah disadari bahwa tanah itu bukan India! Tanpa mereka sadari, dunia baru telah ditemukan. Setelah kabar penemuan yang fenomenal tersebut sampai kepada Raja Ferdinand, terjadilah pergolakan di tanah Eropa. Ternyata mereka belum mengenal dunia ini sepenuhnya. Sebelum Columbus, sebenarnya Leif Erikson adalah orang Eropa pertama yang menemukan benua Amerika sekitar 4 abad sebelumnya. Namun, tak seperti Columbus yang kemudian menetap di sana (red: mengkolonisasi), Erikson hanya singgah saja lalu kembali ke negeri asalnya di Greenland.

Kolonisasi besar-besaran di dunia baru itu pun dimulai. Arus barang dan orang (sadly kebanyakan adalah budak kulit hitam) pun berlalu-lalang dari dan menuju dunia baru. Ada beberapa jenis tanaman di sana yang tak pernah dilihat oleh orang-orang Eropa di negeri asalnya. Tanaman itu antara lain jagung, kapas, alpukat, singkong dan ubi, kopi, hingga berbagai jenis tanaman cabai-cabaian dan kacang-kacangan.

Implikasi yang kita bicarakan...

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya di Hutan Tarik pada penghujung tahun 1293, dan terus eksis dengan berbagai drama perebutan kekuasaan dan pemindahan ibukotanya, hingga keruntuhannya pada tahun 1478.

Majapahit has been through a lot. Unless...

Karena benua Amerika (dan segala macam flora-fauna endemiknya) baru ditemukan di penghujung abad 15, bisa dikatakan bahwa selama Kerajaan Majapahit eksis, para rakjatnya tidak pernah tahu apa itu ketela pohon alias cassava (Manihot esculenta) yang kelak dinikmati oleh generasi penerus mereka entah dengan cara direbus, digoreng, dibikin keripik, ataupun dibuat gaplek. Selain itu, di masa anak-cucu mereka kata telo itu sendiri akan menjadi konotasi negatif bila disandingkan dengan kata mental (mental telo). Mereka juga tidak pernah tahu bahwa ada tanaman yang bikin meringis dan menangis karena sensasi pedasnya (yaitu lombok), tapi justru dicari-cari oleh anak-cucu mereka kelak entah sebagai pelengkap bumbu dalam masakan, dimakan bersama gorengan, ataupun dibuat ayam geprek (yang sadly tidak benar-benar digeprek).

Dan masih banyak lagi implikasi lainnya. Terlalu panjang kalau ditulis semua.


Bogor, 4 Oktober 2022
Selamat malam




No comments:

Post a Comment