Wednesday 27 December 2017

Refleksi 2017 dan Resolusi 2018


"selamat hari natal bagi yang merayakan, walaupun telat.
selamat tahun baru 2018, walaupun masih lama.
apa saja yang terjadi selama 2017, dan apa saja yang diharapkan di tahun 2018?"

tak terasa ya, sebentar lagi tahun 2017 berakhir. bagaimana, cepat sekali? ah gak juga. bagi saya, 2017 terasa lama dan penuh dengan obstacles alias gronjalan-gronjalan selama melewatinya. bagaimana dengan 2017mu? apakah sama juga? hahaha. ya kalau ternyata 2017mu mulus-mulus saja ya bagus dan patut disyukuri, tapi kalau penuh gronjalan juga maka di situlah tantangannya. saya akan mencoba menulis kaleidoskop biar kaya orang-orang di luar sana.

awal tahun
awal tahun 2017, berselang 4 bulan dari wisuda sarjana sains terapan yaitu agustus 2016, diwarnai dengan kekesalan karena masih berstatus unemployed juga.

masih di awal tahun. pada bulan maret, saya mendapatkan sebuah email penolakan dari sebuah perguruan tinggi di timur tengah bernama "king abdullah university of science and technology". baru awal tahun loh ini. hahaha tapi gak apa-apa, toh ielts masih panjang masa berlakunya.

karena suatu hal peristiwa-peristiwa yang terjadi di awal tahun 2017 tidak bisa saya tuliskan di sini semua. belum. mungkin awal 2019 nanti baru bisa saya tuliskan di sini. itupun kalau masih ingat, dan nek ra udan tentunya.


pertengahan tahun
pada pertengahan 2017 yang rasanya gak tengah-tengah banget, tapi masih kerasa awal yaitu di sekitar bulan april - mei 2017, pemerintah jepang melalui kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologinya (mext atau monbukagakusho) membuka pendaftaran untuk beasiswa research student keberangkatan 2018. apakah saya daftar? ya iyalah ya, kalau saya gak daftar ya gak bakal ditulis di sini dong (ngapain juga).
semua berkas saya lengkapi dengan seksama, dan saya kirim ke kedutaan besar jepang di jakarta. setelah menunggu sekitar 3 mingguan dari pengiriman berkas... ajaib sekali. saya lolos seleksi administrasi dan berhak untuk ikut tes tahap selanjutnya (yaitu tes tulis)!
terkejutlah saya pastinya, karena perguruan tinggi saya yang selama ini tidak pernah dianggap oleh korporat-korporat karena tidak ternama bagi mereka, apalagi program studi saya yang bagi mereka lebih gak jelas lagi, lha kok malah di-notice oleh pemerintah jepang melalui embassy-nya di jakarta.
saya ikut tes di surabaya, dengan persiapan yang insya Allah lahir batin. apalagi jadwal tesnya itu pas bulan puasa, minggu kedua puasa kalau tidak salah ingat. saya berangkat ke tempat tes di universitas 17 agustus 45 (abbr. untag sby). saya yang seumur-umur gak pernah ke surabaya ya agak bingung juga (mungkin malah bingung banget), makanya naik go-car saja waktu itu. oh iya, fyi saja (walaupun sebenarnya sudah banyak info beredar), tesnya cuma dua, yaitu bahasa jepang dan bahasa inggris. saya yang waktu itu belum bisa bahasa jepang tentu saja mengosongi blas lembar jawabannya.
seminggu kemudian hasilnya pun keluar. nasib baik tidak sedang berpihak pada saya. tentu saja saya gagal. kalau lolos pasti nada tulisannya sejak awal sudah beda dong ya, dan pasti saya akan nulis berseri-seri tulisan, sebagaimana mas-mas dan mbak-mbak yang memang sudah studi di sana. (yaa biasa lah blogposts para awardee beasiswa yang isinya dari awal ngirim dokumen, tes tulis, tes wawancara, berburu LoA, hingga persiapan berangkat; tulisan-tulisan yang senantiasa saya baca dengan seksama dan membangkitkan semangat untuk menyusul para penulisnya. mudah-mudahan sih tahun depan saya berkesempatan menulis tulisan serupa).

di pertengahan 2017 juga, sekitar bulan juli, seseorang wanita -yang tidak boleh disebutkan namanya di sini- dipinang oleh seorang karyawan perusahaan besar, ya sebut saja bumn lah, tapi ya masih tidak bisa saya sebutkan bumn-nya apa. terus terang, hati saya remuk redam setelah mendengar kabar itu, apalagi ditambah dengan foto seseorang tersebut pamer cincin di instagramnya. masih belum cukup remuk, beberapa hari yang lalu, sebelum tulisan ini mulai diketik, mereka menikah. hati saya sudah bukan remuk redam lagi, tapi sudah memfosil. tidak bisa merasa apa-apa lagi. hahahaha "lebay mz," terdengar bunyi sayup-sayup dari balik rerumputan.

akhir tahun
di pertengahan tapi agak akhir 2017, tepatnya di sekitar akhir bulan november lalu, saya mendapat penolakan dari lembaga yang telah menaungi pendidikan tinggi saya hingga menjadi seorang sarjana sains terapan. yak benar sekali saudara-saudara sekalian, saya gagal lolos seleksi cpns batan. sebagaimana telah saya tuliskan di tulisan ini pula, selisih skor akhir dengan posisi juru kunci hanya 0.5. hahaha, ya gak apa-apa, memang belum rejekinya. dan saya ucapkan selamat buat teman-teman yang keterima. see you on the next better chance.

di bulan desember ini pula, masih bicara masalah penolakan. saya tidak lolos seleksi preliminary pt krakatau steel dan pt bukit asam. ada kabar burung yang beredar bahwa panitia rekrutmen bukit asam cuman mencari lulusan universitas ternama, sebuah diskriminasi yang membuat saya menyesal, kenapa dulu tingkat dua gak hengkang aja ke UI atau UGM. hahaha (sorry pak, bu, para penyelenggara pendidikan yang terhormat, yang secara langsung maupun tidak telah membantu kelulusan saya). "tapi yo pie neh, wis bacut je." kalau kata mas-mas jogja. sudah kadung lulus dari sana, ya tidak usah disesali, toh tidak semua orang bisa jadi sarjana.

resolusi 2018
terus terang saja, hingga hari ini berapa persen sih dari resolusi-resolusi tahun barumu (di tahun-tahun yang telah berlalu) yang goal? apa? gak pernah ngitung? sama, saya pun gak pernah ngitung, karena gak pernah bikin juga.
untuk tahun ini, karena sebentar lagi saya bakal berusia 24 tahun -yang sudah tidak bisa dibilang bocah lagi- maka saya mulai memikirkan masa depan saya dan orang yang akan membersamai saya nantinya. (eh, gak nyambung ya, malah cenderung logical fallacy). target saya di 2018 gak terlalu muluk-muluk sih, pun gak bisa dibilang remeh juga. hehehehe

pertama, saya menargetkan untuk menguasai proficiency (kecakapan) berbahasa jepang minimal di level N4 (basic). targetnya sih sebelum april sudah khatam JLPT N4. lalu, bagaimana assessment-nya sedangkan JLPT selanjutnya baru diselenggarakan bulan juni? ya dikira-kira aja, asalkan sudah menguasai tata bahasa, kotoba (kosakata, vocabularies), dan kanjinya, ya insya Allah lah sudah equivalent dengan level N4. meskipun saya tetap akan mengambil JLPT yang official di bulan juni 2018 nanti.

kedua, masih tentang kecakapan berbahasa jepang, saya menargetkan juga sebelum bulan april nanti sudah menguasai minimal 500 kanji dasar (dari buku basic kanji book vol I dan II). fyi saja, untuk lvl N4 sebagaimana saya sebutkan di paragraf sebelumnya mengisyaratkan hafalan kanji sekitar 300an huruf kanji dasar, jadi kalau sudah hafal minimal 500 ya insya Allah sudah surplus dong dari N4. hehehe

sudah, dua saja dulu. untuk target yang ketiga sebenarnya jauh lebih besar daripada dua hal di atas itu. saya tidak berani menuliskannya di sini. takut kuwalat. 

「私の部屋に来て、多分あなたは私の夢を分かる。」と言います。

lalu target menikahnya kapan?
oh iya ding, rasanya sepanjang tahun ini saya banyak mendapat kabaar kawan-kawan yang pada menikah. saya jadi curiga, apakah musim kawin telah tiba, bagi spesies saya di usia segini?
kawan-kawan saya pun (baik yang sudah menikah maupun yang belum) memprovokasi saya supaya cepetan kawin juga (maaf mas, tidak usah mempermasalahkan pemilihan diksinya kenapa kawin kok gak nikah. coba antum cek saja ke kamus besar bahasa indonesia, kawin itu artinya adalah "melangsungkan pernikahan", kalau mau protes, ya protes saja langsung ke lembaga penyusun kbbinya).
lebih parahnya lagi, kawan yang dulu berpesan "ngapain joy buru-buru kawin, nanti aja dulu. daripada kebebasanmu terkekang oleh istri." (iya, saat itu saya masih kuliah dan berencana cepat-cepat menikah saja setelah lulus), justru sekarang jadi kebalikannya. kawan tersebut sekarang yang ingin segera kawin, dan saya malah.... hmm, malah apa ya?
bukannya sekarang saya jadi bodoamat dengan masalah perkawinan, apalagi sampai tidak percaya terhadap institusi pernihakan dan bahkan anti terhadap pernikahan itu. hanya saja, saya masih fokus dengan cita-cita yang belum kesampaian. lagipula dengan usia 24, menurut badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (bkkbn) masih belum merupakan usia ideal bagi laki-laki untuk menikah. fyi saja, menurut bkkbn, idealnya laki-laki menikah di usia paling muda 25 tahun.
lalu terdengar komentar nyinyir.. "lha nyatanya si itu dan si itu malahan masih kuliah lho menikahnya, usianya genap 20 tahun pun belum." ya sudah lah mas, manusia itu ya gak sama. namanya juga manusia bukan robot. jangan dipukul rata semua. kalau sehari semalamnya sama-sama 24 jam, ya memang sama, anak pre-school juga tahu. maksud saya adalah, antara satu orang dengan orang lainnya pasti berbeda dari segi kepribadian, kedewasaan (di usia yang sama belum tentu dua orang memiliki kedewasaan mental yang sama pula), kesiapan, dan sebagainya, dan sebagainya.
lagipula, faktor terpentingnya sih, belum ada yang mau aja sama saya. dan inilah alasan yang jauh lebih pamungkas dibandingkan paragraf yang panjang sebelum ini. gimana mas, puas?

sudah ah, awalnya yang dibahas apa, malah jadi bahas apa.

じゃあね!

karawang, 27 desember 2017
di sebuah wifi.id corner di pinggir jalan,
aku yang masih menunggumu di ujung senja.
pret lah.



No comments:

Post a Comment