Monday 15 December 2014

Cerita Murabbi Saya


beberapa minggu yang lalu, murabbi saya mendapat sebuah anugerah, yaitu kelahiran putra pertama. murabbi saya adalah seorang yang luar biasa. lulusan D-3 elektronika instrumentasi UGM dan ma'had daaru hiraa tersebut menjadi pengajar matematika di SMA-IT Abu Bakar, pengusaha those-kinds-of-robotic-stuff, dan murabbi yang sukses (versi mutarabbinya).

pernah mendapat penghargaan semacam entrepreneur award atau apa gitu karena usaha robotik tersebut, yang acaranya dihadiri presiden SBY (kala itu).
keren sekali, padahal murabbi saya tidaklah bergelar panjaaaang melintang, hanya A.Md, dan sekarang pun masih menempuh kuliah ekstensi di STT-NAS.
waktu kami berkunjung ke sana, di saat istrinya baru melahirkan, beliau bercerita baaanyak sekali. tentang bagaimana bisa meraih suksesnya.
"dulu waktu masih mahasiswa, saya punya tiga tujuan yaitu ulama, entrepreneur dan guru teladan." katanya.
"dan saya sudah mulai merintis untuk meraih ketiga hal tersebut di waktu masih menjadi mahasiswa, dan masih tinggal di deha seperti antum semua." tambahnya, kali ini situasi mulai serius. dan semua yang hadir tampak mendengarkan dengan seksama.
"menjadi ulama, mulai saya usahakan dengan yaa salah satunya tinggal di deha, ikut kajian, baca-baca buku agama. lalu guru teladan juga sudah mulai saya rintis dengan mengajar kursus anak-anak sekolah. dan entrepreneur sudah saya rintis dengan berjualan di warung-warung. tiap pagi selesai kajian, saya pergi ke warung-warung untuk nitip kue di sana. pokoknya selama saya kuliah itu, apa-apa yang saya lakukan ya fokus ke tiga hal itu."
kemudian beliau menambahkan, "nah, kalau banyak orang mengartikan fokus itu berarti hanya memperhatikan satu hal saja dan tidak memperhatikan yang lain. ini salah, fokus itu bisa lebih dari satu. nah jadi, mumpung antum masih jadi mahasiswa, cobalah fokus dengan tujuan antum, dan rintis dari sekarang sehingga saat lulus nanti sudah tidak mulai dari nol lagi."
tambahnya lagi, "dulu waktu saya baru lulus, ada orang yang menawari saya untuk melamar kerja di sebuah perusahaan, dengan gajii yang lumayan sekali waktu itu, tapi saya tolak, karena saya punya tujuan sendiri dan ingin mewujudkannya. walaupun pada mulanya ya memang harus merangkak dulu, tidak langsung se-sukses sekarang."
sungguh mengena sekali pesan dari murabbi saya tersebut. mengena sekaligus menusuk. antum harus fokus dengan tujuan antum.
kebanyakan mahasiswa tingkat dua, atau lebih parahnya tiga akan mulai kehilangan idealismenya yang berapi api ketika masih berstatus mahasiswa baru. waktu masih maba biasanya harapannya muluk-muluk banget, sampai orang yang denger enek sendiri, pengen lulus cumlaude lah, dapet beasiswa lah, dapet kerjaan mapan terus kaya raya terus ngelamar cewek demenannya lah (eaaa), dan sebagainya. tapi seiring berjalannya waktu, mereka mengeri bahwa kuliah itu gak semudah apa yang dibayangkannya selama ini, gak sesantai yang selama ini mereka saksikan di sinetron dan ftv sampah murahan gak jelas itu. akhirnya semangat yang menggebu-gebu pun tergerus oleh realita.
nah, mendengar pesan murabbi tersebut, coba deh, kita renungkan kembali, apa tujuan kita sekolah, apa tujuan kita kuliah. dan kita tuliskan di tembok kamar kita, agar kita senantiasa ingat, macam gini nih : (pamer ceritanya)
poin kedua agaknya tidak usah terlalu dipikirkan, cukup diaminkan saja :)
dan jangan nempel sekadar nempel, maknai tempelan antum tersebut, dan fokus!




No comments:

Post a Comment