Saya sering mendapat pertanyaan tentang JLPT, mulai dari itu dipakai buat apaaan, kenapa levelnya beda-beda, dan sebagainya. Sebagian besar yang bertanya itu kemudian manggut-manggut saja, berpura-pura mengerti dalam rangka "respek", lalu beberapa minggu kemudian akan menanyakan hal yang sama. Ya sudah tidak apa-apa.
Biar hal serupa tidak terjadi lagi, saya akan merangkumkan apa itu JLPT menurut pemahaman saya pribadi. Once and for all.
Pertama-tama, apa itu JLPT?
Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (UKBJ), 日本語能力試験, atau The Japanese Language Proficiency Test adalah salah satu tes kemampuan bahasa Jepang terstandar yang diselenggarakan oleh Japan Foundation (JF). Tes ini dilaksanakan 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan Juli dan Desember.
Tes JLPT terdiri atas
- 言語知識 atau pengetahuan kebahasaan, yang berisi 3 bagian 文字・語彙 (kanji dan kosakata)、文法 (tata bahasa)、dan 読解 (wacana).
- 聴解 atau mendengarkan.
Terus, untuk apa?
Pertanyaan yang juga sering ditanyakan adalah, buat apaan? Setiap orang bisa berbeda-beda dalam menjawabnya, karena tujuan masing-masing juga berbeda. Ada yang menggunakan sertifikat kelulusannya untuk melanjutkan pendidikan tinggi, untuk persyaratan kelulusan kuliah, mendaftar beasiswa, hingga melamar pekerjaan. Bagi saya sendiri, tujuan mengambil tes JLPT jauh lebih grandeur daripada itu semua, yaitu:
Levelingnya itu gimana sih kok ada N-N segala?
Pertanyaan selanjutnya biasanya berkaitan dengan leveling atau pemeringkatan tesnya. Bagi kamu yang sudah familiar dengan tes TOEFL atau IELTS, akan kurang familiar dengan sistem pemeringkatan di JLPT.
Berbeda dengan TOEFL (atau IELTS), di mana semua peserta (entah yang sudah bertahun-tahun atau yang baru dua minggu belajar bahasa Inggris) mendapatkan soal yang sama. Nanti kemudian dinilai berapa soal yang benar, dan keluarlah hasilnya: kemampuan bahasa Inggrismu ternyata di level segini! Berbeda dengan JLPT....
Pada saat kamu ingin mengambil tes JLPT, perkirakan dulu "levelku sudah sampai mana ya?" Untuk itu, penyelenggara JLPT sendiri telah membuat sebuah daftar can-do-list yang berisi kecakapan-kecakapan apa yang mesti dikuasai di masing-masing level:
Nah, setelah melakukan "asesmen diri" dengan can-do-list tersebut, barulah daftar tes sesuai dengan level kemampuanmu. Sehingga, pada akhirnya kamu menerima hasil akhirnya berupa: lulus atau tidak lulus.
Untuk lulus JLPT, nilai akhirmu minimal harus 80/180 untuk N5, 90/180 untuk N4, 95/180 untuk N3, 90/180 untuk N2, dan 100/180 untuk N1, dengan satu part yang tidak boleh lebih rendah dari 19/60. Pada level N4 dan N5, part kemampuan kebahasaan (language knowledge) adalah gabungan dari kosakata, tata bahasa, dan membaca; di situ nilai maksimalnya menjadi 120/120, dan satu bagian sendiri (mendengarkan) maksimalnya 60/60. Untuk level yang lebih tinggi (N3 ke atas), tes terbagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pertama kemampuan kebahasaan terdiri dari kosakata dan tatabahasa, bagian kedua membaca, dan bagian ketiga sekaligus terakhir adalah mendengarkan. Di masing-masing bagian itu, nilai maksimalnya adalah 60/60.
Masih belum menjawab apa arti N.
Sejarah singkat: tes JLPT dulunya (sebelum 2010) terdiri dari 4 tingkatan yaitu level 1 sampai 4. Level 1 adalah yang paling susah, dan level 4 yang paling mudah. Lalu setelah 2010, JF membagi lagi dari 4 level menjadi 5 level. Karena adanya skema pemeringkatan yang baru itu, diberilah awalan N yang berarti "new" agar tidak rancu dengan leveling lama (pra-2010).
Berikut adalah perbandingan antara JLPT lama dan baru menurut situs resmi jlpt.jp
Kesimpulan
Tidak usah terlalu dipikirkan kalau memang tidak ada minat dengan bahasa Jepang apalagi untuk mengambil tes JLPT. Selamat beraktivitas dan salam olahraga.
Tangerang Selatan, 1 September 2024
Anas F. Imron
No comments:
Post a Comment