Monday 5 June 2017

Jempol Pamungkas

tahun 1950an ketika orang-orang dianggap antisosial karena ngedep koran masing-masing

hello fellas,
memasuki hari ke sepuluh puasa tahun ini, tak terasa ya sudah sepertiga jalan. ada beberapa isu yang berkembang belakangan mengenai tulisan (status fesbuk) seorang siswi dari banyuwangi bernama (facebook) afi nihaya. tulisan berjudul "WARISAN" tersebut lumayan membuat heboh seluruh negeri. ada yang kagum kepadanya, mengundangnya ke acara-acara tv, menjadikannya pembicara di universitas ternama, bahkan ke istana. tetapi di sisi lain, ada pula yang mengecamnya habis-habisan, dengan ancaman fisik hingga pembunuhan. sungguh ngeri sekali ya, pena (atau dalam hal ini keyboard) memang ternyata bisa lebih tajam daripada pedang. setajamnya pedang, jika dihunus paling satu atau dua orang yang kena, sedangkan pena bisa melukai ribuan bahkan jutaan orang.

kita juga tentu masih ingat dengan kasus ex-gubernur jakarta basuki tjahaja purnama alias ahok, yang karena ucapannya di pulau seribu mengenai surat al-maidah ayat 51 memicu polemik yang juga tak kalah hebohnya. sempat didemo berkali-kali karena dianggap 'menista agama' bahkan salah satu aksi demonya diklaim dilakukan oleh 7.5 juta orang (iya klaim, menurut perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan jumlah pendemo hanya berkisar 500ribu hingga 750ribu massa). dalam konferensi pers di metro tv setelah keluar hasil quick count yang menunjukkan dirinya kalah di pilkada dki 2017, dia mengatakan "ada beberapa pelajaran yang bisa saya ambil selama pilkada ini, salah satunya jangan ngomong sembarangan (yang merujuk pada kasus penistaannya)". ahok diganjar 2 tahun penjara atas perkataannya di pulau seribu.

ada juga kabar terbatu dari solok, sumatera barat. dr. fiera lovita yang bekerja di rumah sakit daerah setempat, harus menelan pil pahit akibat keteledorannya sendiri. status yang dianggap "menghina ulama" tersebut telah membuat geram beberapa pihak. dikabarkan, dia sempat mendapat ancaman-ancaman di rumah pribadinya hingga di kantor. sudah banyak tulisan beredar di internet yang menceritakan ancaman-ancaman yang diterimanya, entah benar atau tidaknya saya juga tidak tau. tetapi setidaknya itu sudah cukup memberikan pelajaran kepada kita semua. again, pena bisa lebih tajam daripada pedang.

ada lagi kabar dari sydney. seorang pengusaha resto yang dikabarkan terpaksa harus gulung tikar karena status fesbuknya yang menyinyiri aksi simpatik lilin untuk ahok dianggap rasis terhadap satu etnis tertentu. restonya lalu dikabarkan sepi pembeli, sampai akhirnya harus gulung tikar. dia sempat membuat pernyataan meminta maaf dalam status fesbuk yang lain, tetapi semua sudah terjadi. nasi sudah menjadi nasi goreng. tinggal dinikmati saja dengan krupuk. tentu saja tulisan mengenai pengusaha tersebut sudah banyak juga tersebar di internet.

teknologi memang bisa sangat memudahkan kita. kalau dulu (gak dulu banget sih, sekitar 2010an ke bawah) ketika smartphone masih langka karena mahal, orang harus membuka pc hanya untuk cek email atau fesbukan. sekarang, orang bisa membuat status kontroversial dan ujaran kebencian dari mana saja, bahkan di dalam wc ketika mengingat-ingat kenangan bersama kekasih yang telah meninggalkannya. jadi intinya, marilah kita manfaatkan segala kemudahan ini secara bertanggungjawab. ingat ada UU ITE. saran saya sih, kalau mau buat tulisan macem-macem yang sekiranya akan mengundang polemik, jangan pakai akun utama, tapi pakailah akun anonim. dan tentu saja, silakan mendukung atau menyatakan ketidaksetujuan dengan golongan tertentu, tetapi setidaknya sampaikanlah secara baik-baik. atau kalau gak, ya pakai saja akun anonim.

sampai jumpa!


Yogyakarta, 170605
jangan lupa bahagia


No comments:

Post a Comment