Saturday 20 May 2017

Hey, I am Still Alive

ho ho ho,
so here we are. it's been so long since my last post, I can't even remember when it was but actually I can always check it. actually I have some unposted drafts which will likely to stay draft. they were right about it. writing is practicing. if you want to produce some quality writings, you probably won't get it in the first draft, all you need to do is practice, practice, and practice. okay, where were we? 

first, take a look at these paintings!

source here

dua lukisan di atas menggambarkan imajinasi orang-orang dari tahun 1900 mengenai tahun 2000 -yak benar sekali, tahun yang merupakan masa depan bagi mereka dan masa lalu bagi kita (o iya gambarnya bisa diperbesar loh, tinggal diklik saja). nampaknya, orang-orang dari setiap jaman selalu punya imajinasi mengenai masa depan dan segala macam kecanggihannya.

nevertheless, masa depan tetaplah masa depan. ia adalah misteri, dan justru karena ia misterius lah yang menjadikannya worth to fight for. coba bayangkan, apabila sedari kecil kita sudah diberi tahu kalau sudah "gede" depannya enak, dalam arti semua keinginannya bakal terpenuhi maka bisa dipastikan "hari ini"-nya akan menjadi menjemukan, no struggle, no fitghting, wong semua sudah jelas kok, bakal punya istri 4, nurut-nurut dan cantik-cantik semua, lalu punya anak 16 (masing-masing istrinya punya 4 anak) yang lucu-lucu dan tidak merepotkan, tidak punya rumah tapi bakal punya pulau pribadi hasil reklamasi, dan seterusnya-dan seterusnya, hal-hal yang mungkin bisa disebut "kenikmatan dunia" bagi kebanyakan orang secara umum.

nah, on the other hand, coba bayangkan apabila seorang anak diberitahukan bahwa ketika sudah "gede" dia akan jadi loser sejati. berbeda dengan contoh di atas, anak tersebut akan memiliki masa depan yang sangat menyedihkan. menjadi gelandangan, memiliki penyakit yang tidak ada obatnya, ditinggalkan keluarga, dan kesialan-kesialan lain. bagaimana kira-kira dia akan menjalani hidupnya? paling-paling bunuh diri sebelum remaja. kedua hal tadi hanya contoh ya, jangan dianggap benar-benar ada.

seorang dosen di STTN pernah berpesan dalam salah satu kuliah beliau, "hidup ini, proporsi untuk  memikirkan masa depan harusnya yang paling besar, 85% dari seluruh tenaga, pikirkan untuk masa depan, sisakan 15% saja untuk masa sekarang, dan hanya 5% untuk masa lalu. tidak ada gunanya terlalu memikirkan masa lalu, jadikan sebagai pelajaran saja, tidak perlu meratap." sungguh pesan yang gak terlalu kerasa pada waktu itu, tetapi ternyata menusuk sekali kalau diingat-ingat lagi sekarang.

waktu berjalan begitu cepat, like a flowing fluid. rasanya baru kemarin merasakan hype sebagai mahasiswa baru di Teknokimia Nuklir STTN  BATAN, eh sekarang tiba-tiba sudah mau UAS saja di S2 Teknik Kimia UGM. walaupun ada beberapa rencana yang tak terealisasikan, tapi tak mengapa, kita tidak pernah tahu apa yang terbaik bagi kita, bukan?

to conclude this, sebenarnya saya juga bingung mau nulis apa. tapi yang jelas, jangan sia-siakan masa muda kita untuk hal-hal yang tidak terlalu berguna bagi kita. bukan berarti pula saya telah menjadi orang paling bener di planet ini. gak lah, tetapi setidaknya mari kita perjuangkan cita-cita dan masa depan kita. dan seharusnya saya menggarap proposal tesis, bukan malah blogging dan menulis ini.
ciao!

Sleman, 20170520
Anas


No comments:

Post a Comment